Selasa, 20 Maret 2012

kesehatan mental


KONSEP SEHAT BESERTA DIMENSINYA

Menurut saya, suatu hal yang paling berharga dalam hidup adalah sehat, sehat dalam arti fisik, psikis, sosial dan spiritual. Tanpa sehat pun, kita tidak akan bisa melakukan apapun yang kita inginkan. Maka dari itu sehat adalah sesuatu yang mahal, jadi menjaga diri dengan tetap sehat sangat penting untuk dilakukan. Karena apabila kita tidak merasa diri kita sehat, jiwa dan fikiran kita pun tak akan pernah bisa sehat, baik untuk berfikir maupun untuk melakukan tugas. Lalu apakah konsep sehat itu? Konsep sehat adalah konsep yang timbul dari diri kita sendiri secara sadar mengenai berbagai upaya untuk mendapatkan status sehat bagi tubuh kita. Apakah kita selama ini menyadari bahwa apa yang ada didalam tubuh kita adalah tubuh yang sehat? Seperti dijelaskan diawal pembahasan, diri yang sehat adalah mencakup sehat secara fisik, psikis, sosial dan spiritual. Sehat dalam arti fisik berarti sehat secara jasmani, tubuh kita tidak terkena penyakit, sehat secara psikis berarti secara psikologis diri kita sehat seperti mampu menyelesaikan setiap masalah-masalah yang menimpa diri kita, sedangan sehat secara sosial yaitu hubungan kita dengan keluarga, rekan kerja, sahabat-sahabat dan sanak famili berjalan baik, lalu sehat secara spiritual adalah diri kita sehat secara rohaniah dengan adanya siraman-siraman rohani yang membuat kita selalu ingat akan Tuhan dan selalu menyadari bahwa hidup ini terus berjalan untuk selalu bisa mengembangkan diri kita dengan lebih baik.
Di zaman seperti sekarang ini, agar bisa sehat adalah merupakan suatu kebutuhan. Kebutuhan yang harus dirasakan setiap waktu agar kita bisa melakukan segala aktivitas yang selalu kita jalani setiap harinya. Jadi dengan sehatnya tubuh kita, jasmani kita, fisik kita, mental kita dll maka sudah harus disyukuri.
Dengan berkembangnya diri kita secara sehat dan baik, maka akan timbul pula ciri kepribadian kita dengan menunjukkan hal positif, tentunya bagi diri kita sendiri. Jelas bahwa kita harus mampu membentuk diri yang sehat dan berkompeten agar menjadi pribadi yang baik dalam segala hal. Dengan begitu, kita harus bisa membuat bagaimana kita menjadi menurut kemampuan kita.








SEJARAH PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL

Sejarah perkembangan kesehatan mental sudah ada sejak zaman prasejarah dulu. Yang dimulai dengan manusia-manusia purba yang mengobati diri mereka dengan cara yang amat sederhana, yaitu dengan menghibur kawannya atau dengan menatap langit untuk menjernihkan pikiran mereka yang hidupnya sangat dekat dengan hewan buas dan predator, yang seringkali digigit atau dicakar harimau sehingga membuat mereka takut dan merusak mental mereka.
Kemudian pada zaman peradaban awal seperti di yahudi, India, Cina, Mesir, imam-imamnya dan tukang-tukang sihir merawat orang-orang yang sakit mental. Di abad pertengahan, dokter-dokter di Eropa menggunakan jimat-jimat. Misalnya seperti Alexander yang menekankan pentingnya factor-faktor konstutisional dan menghubungkannya dengan tipe-tipe khusus kekalutan mental. Ia menyelidiki luka-luka pada lobus frontalis serta memperhatikan perubhan-perubahan tingkah laku yang menyertainya. Pada abad pertengahan ini, banyak yang menggunakan ilmu sihir dalam mneyembuhkan penyakit mental kala itu.
Lalu seiring berjalannya waktu, ilmu kesehatan mental mulai berkembang lagi dari masa ke masa. Pada tahun 1745-1826 seorang dokter Perancis, Philipe Pinel menggunakan filsafat polotik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya.
Dan pada era modern sekarang ini, perubahan yang signifikan terjadi dalam melakukan pengobatan terhadap penyakit kesehatan mental. Dengan berdirinya National Association for Mental Health. Gerakan mental hygiene ini terus berkembang sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan mental.








BAGAIMANA PRIBADI SESEORANG DAPAT BERKEMBANG?

Seperti yang telah diketahui, perkembangan kepribadian seseorang menurut para ahli adalah dengan adanya tahap-tahap yang berhierarki. Banyak teoritikus yang mengemukakan tentang kepribadian, namun yang dibahas kali ini adalah kepribadian menurut Erik H Erikson dan Sigmund Freud yang mempunyai keunikan tahap masing-masing menurut apa yang telah dipelajarinya.

A.    ERIKSON
Menurut Erikson, perkembangan pribadi seseorang dapat berkembang melalui 8 tahap dan berawal dari masa bayi atau saat bayi baru dilahirkan. Yaitu :
1.      Kepercayaan Dasar versus Kecurigaan Dasar adalah kepercayaan dasar yang paling awal terbentuk selama tahap sensorik oral. Jadi sejak bayi sang ibu sudah menunjukkan fungsinya untuk menjalin keakraban dan menjalin kepercayaan serta perlindungan antara bayi dan sang ibu.
2.      Otonomi versus Rasa Malu dan Ragu-ragu adalah perjuangan anak terhadap pengalaman baru dan lebih berorientasi pada kegiatan/tugas/tuntutan. Jadi pada tahap kedua ini anak mulai menjalani berbagai tugas dan tuntutan, seperti tuntutan untuk mengontrol diri ataupun tuntutan untuk mengontrol diri dari lingkungan.
3.      Inisiatif versus Kesalahan adalah satu masa untuk memperluas penguasaan dan tanggung jawab. Pada tahap ini anak menampilkan diri lebih maju dan imbang secara fisik dan juga secara kejiwaan.
4.      Kerajinan versus Inferioritas adalah anak harus belajar mengontrol imajinasinya yang sangat kaya dan mulai menempuh pendidikan formal.
5.      Identitas versus Kekacauan Identitas adalah individu mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasnya sendiri, perasaan bahwa ia adalah manusia unik. Dalam tahap kelima ini adalah individu yang sudah beranjak remaja dan siap  untuk memasuki suatu peranan yang berarti ditengah masyarakat.
6.      Keintiman versus Isolasi adalah orang-orang dewasa awal siap dan ingin menyatukan identitasnya dengan orang-orang lain dan mereka juga mendambakan hubungan yang intim-akrab. Seperti contoh pasangan muda yang ingin melanjutkan hubungan mereka yang lebih serius kearah pernikahan.
7.      Generativitas versus Stagnasi adalah perhatian terhadap apa yang dihasilkan seperti keturunan, ide-ide, serta pembentukan untuk generasi-generasi mendatang. Pada tahap ini adalah rentang usia sekitar paruh baya.
8.      Integritas versus Keputusasaan adalah keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara segalanya seperti benda-benda, orang-orang, ide-ide, dan setelah berhasil menyesuaikan diri dengan keberhasilan-keberhasilan dan kegagalan-kegagalan dalam hidup. Pada tahap terakhir ini seseorang sudah mencapai tahap kepuasan dalam hidupnya dan terjadi pada rentang usia dewasa akhir.

B.     FREUD

Menurut Freud, perkembangan pribadi seseorang dapat berkembang dengan adanya beberapa tahap yaitu :

1.      Tahap Oral yaitu sumber utama bayi interaksi terjadi melalui mulut, sehingga perakaran dan refleks mengisap adalah sangat penting. Mulut sangat penting untuk makan, dan bayi berasal kesenangan dari rangsangan oral melalui kegiatan memuaskan seperti mencicipi dan mengisap. Karena bayi sepenuhnya tergantung pada pengasuh (yang bertanggung jawab untuk memberi makan anak), bayi juga mengembangkan rasa kepercayaan dan kenyamanan melalui stimulasi oral.

2.      Tahap Anal yaitu anak percaya bahwa focus utama libido mereka adalah dari anus. Misalnya dengan toilet training. Menurut Sigmund Freud, keberhasilan pada tahap ini tergantung pada cara di mana orang tua pendekatan pelatihan toilet.

3.      Tahap Phalik yaitu fokus utama dari libido adalah pada alat kelamin. Anak-anak juga menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Freud juga percaya bahwa anak laki-laki mulai melihat ayah mereka sebagai saingan untuk kasih sayang member kasih saying pada ibu.

4.      Tahap Laten yaitu dimana si anak mulai bergaul dengan teman sejenis (homoseksual alamiah). Dengan melakukan interaksi sosial dan pengejaran intelektual.

5.      Tahap Genital yaitu individu mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis. Dimana dalam tahap-tahap awal fokus hanya pada kebutuhan individu, kepentingan kesejahteraan orang lain tumbuh selama tahap ini. Jika tahap lainnya telah selesai dengan sukses, individu sekarang harus seimbang.

Jadi masing-masing teoritikus memaparkan pendapatnya dengan cara mereka dan dari hasil belajarnya. Kesimpulannya adalah jika menurut Erikson, perkembangan kepribadian terbentuk adalah dengan dimulai sejak bayi baru dilahirkan, masa kanak-kanak, remaja, dewasa awal sampai dewasa akhir. Sedangkan menurut Freud kepribadian seseorang dapat berkembang juga dari tahap awal semenjak masa bayi sampai pada usia anak-anak akhir.





KEPRIBADIAN SEHAT

Jika ditanya, pasti banyak orang yang ingin memiliki kepribadian yang sehat, memiliki daya kemampuan yang baik yang pasti akan mempengaruhi kepribadian kita sendiri. Akan tetapi, banyak pula dari mereka yang tidak sadar bagaimana membentuk pribadi yang sehat, pribadi yang kuat dalam menjalani kehidupannya. Kepribadian adalah kesatuan yang teratur dan dinamis antara fisik dan psikologis yang akan terwujud dalam prilaku unik dan khas. Sedangkan pribadi yang sehat yaitu pribadi yang mencakup 4 dimensi utama yaitu spiritual, fisik, sosial, dan psikis.
Menurut saya, kepribadian yang sehat ialah pribadi yang mampu merealisasikan seluruh kemampuannya dengan matang dan baik, selalu kearah yang positif, mampu menerapkan berbagai hal yang dimiliki secara kompeten. Tidak hanya sehat dalam arti tidak sakit secara fisik, secara emosional pun harus bisa menjadi sehat, menjaga hati dan fikiran agar tetap bisa berfikir positif. Akan tetapi, tidak adanya tingkah laku neurotis atau psikotis tidak cukup untuk menilai seseorang sebagai pribadi yang sehat. Pribadi yang sehat dan baik juga pribadi yang berfungsi sepenuhnya dalam segala hal, dapat mengaktualisasikan dirinya sepenuhnya, produktif dan matang.
Sebagai individu, kita akan-atau pernah merasakan bagaimana mencapai tahap-tahap agar kita bisa membangun serta membentuk kepribadian diri kita secara matang dan sehat sehingga mampu dalam mengaktualisasikan berbagai keinginan dan hasrat-hasrat yang kita inginkan. Namun jika kepribadian yang tidak sehat mampu menyalurkan berbagai hal, maka ia adalah individu yang mempunyai prinsip untuk melakukan semua hal dengan tidak wajar, tidak matang, dan tidak produktif.
Semua yang baik dan terlihat wajar adalah hal yang menyenangkan. Karena dengan memiliki kepribadian yang sehat, sudah barang tentu kita akan menikmati hasil dari upaya-upaya yang kita lakuka dan dengan hati yang tenang.


Daftar pustaka :
-          Syarifuddin, ahmad. Puasa menuju sehat Fisik-Psikis. 2003.
-          Schultz, duane. Psikologi Pertumbuhan. Model-model Kepribadian Sehat. 1991.
-          Hall S, calvin & Lindzey, Gardner. Teori-teori Psikodinamik.1993
-          Wratsongko, madto. Solat jadi obat. 2010.
-          Semiun, yustinus Drs. Kesehatan mental 1. 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar