ARTIFICIAL
INTELLIGENCE (AI)
Dalam kehidupan
sehari-hari, terkadang kita membutuhkan suatu perangkat atau alat yang bisa
dengan mudah membantu pekerjaan kita dengan cepat. Suatu alat yang secara
otomatis mampu membantu pekerjaan manusia menjadi lebih efisien yang sifatya
instan. Dan terkadang kita berpikir, pada saat kita sedang menghitung sesuatu
yang terlalu rumit, akan ada alat canggih yang bisa dengan mudah dan cepat
menghitung dengan otomatis tanpa cara manual yang dilakukan oleh manusia. Alat
atau perangkat yang dapat membantu pekerjaan manusia dengan sangat benar dan
cepat termasuk kedalam kecerdasan buatan, yang menyerupai kepandaian seperti
otak manusia yang berpikir. Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, kecerdasan
buatan (Artificial
Intelligence atau AI) didefinisikan sebagai kecerdasan entitas
ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan
dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan
seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang
menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan
komputer (games),
logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan dan robotika.
Sejarah AI
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia,
pada awal abad 17, Rene Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah
apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin
penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Pada abad 19, Charle Babbage dan
Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis yang dapat diprogram. Lalu
Betrand Russell dan Alfred Whitehead menerbitkan Principia Mathematica, yang
merombak logika formal. Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan “Kalkulus
Logis Gagasan yang tetap ada dalam aktivitas” pada 1943 yang meletakkan pondasi
untuk jaringan syaraf.
Kemudian
pada tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam Artificial Intellegence.
Program Artificial Intellegnce (AI) pertama yang bekerja ditulis pada tahun
1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester (UK):
sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christoper Strachey dan
program permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Pronz. John McCarthy membuat
istilah “kecerdasan buatan” pada konferensi pertama yang disediakan untuk pokok
persoalan ini pada 1956. Dia juga menemukan bahasa pemrograman Lisp. Alan
Turing memperkenalkan “Turing test” sebagai sebuah cara untuk
mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun ELIZA,
sebuah chatterbot yang m\enerapkan psikoterapi Rogerian.
Selama tahun 1960-an dan 1970-an, Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan simbolis untuk mengintegrasikan
masalah di dalam program Macsyma,
program berbasis pengetahuan yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin Minsky dan Seymour Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas jaringan syaraf sederhana
dan Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer Prolog. Ted Shortliffe mendemonstrasikan kekuatan sistem berbasis aturan untuk representasi pengetahuan dan inferensi
dalam diagnosa dan terapi medis yang kadangkala disebut sebagai sistem pakar
pertama. Hans Moravec mengembangkan kendaraan terkendali komputer pertama
untuk mengatasi jalan berintang yang kusut secara mandiri.
Pada tahun 1980-an, jaringan syaraf digunakan
secara meluas dengan algoritma perambatan balik, pertama kali diterangkan oleh Paul John Werbos pada 1974. Tahun 1990-an ditandai perolehan besar dalam
berbagai bidang AI dan demonstrasi berbagai macam aplikasi. Lebih khusus Deep Blue, sebuah komputer permainan catur,
mengalahkan Garry
Kasparov dalam sebuah
pertandingan 6 game yang terkenal pada tahun 1997. DARPA
menyatakan bahwa biaya yang disimpan melalui penerapan metode AI untuk unit
penjadwalan dalam Perang Teluk pertama telah mengganti seluruh investasi dalam
penelitian AI sejak tahun 1950 pada pemerintah AS.
AI dan
Kognisi Manusia (Mesin Berpikir)
Semua
orang yang merangkai model proses distribusi paralel seperti neuron, telah
bekerja keras untuk mencoba menemukan solusi atas pertanyaan tentang otak
sebagai mesin berpikir, dan apakah komputer mampu meniru kemampuan otak serta
kognisi manusia.
Beberapa
program komputer bekerja lebih efektif daripada pikiran manusia, dan kebanyakan
sangat pintar menirukan hal-hal yang nyata meski masih sedikit janggal.
Komputer mampu memecahkan beberapa masalah, seperti sebuah soal matematika yang
mendetail, lebih cepat dan lebih akurat daripada manusia. Beberapa tugas lain
seperti menggeneralisasi dan mempelajari pola aktivitas yang baru, dilakukan
paling baik oleh manusia, dan komputer masih kalah baik.
Sebagai
titik awal, sangatlah berguna untuk memperhatikan dikotomi yang diajukan oleh
John Searle (1980), seorang filsuf dari Universitas California di Barkeley. Dia
menggambarkan dua jenis AI: AI lemah
yang biasa digunakan sebagai alat investigasi kognisi manusia, dan AI kuat, dimana komputer yang telah
diprogram dengan baik memiliki ‘pikiran’ yang bisa memahami. Ai lemah
menimbulkan beberapa kontroversi; hampir semua orang menyadari pentingnya
komputer dalam menyelidiki kognisi manusia.
AI dan Sistem Pakar (ELIZA, Parry, Net Talk)
Antusiasme para pemain awal AI langsung menanggapi tantangan yang muncul dari Tes Turing dan kemudian menuliskan program yang dirancang untuk menanggapi permintaan bahasa yang tidak bisa dipisahkan dari respons manusia. Dengan menampilkan perspektif dari pandangan yang tersembunyi, sekarang beberapa program ini menjadi tampak sedikit aneh, tetapi ilmu pengetahuan memang seringkali berkembang seperti itu.
ELIZA Salah satu program komputer pertama yang mampu berkomunikasi, ELIZA. Ditulis oleh Joseph Weizenbaum (1966). Beberapa revisi atas ELIZA telah dibuat dari konsep aslinya. Pada satu program yang spesifik, bernama DOCTOR, ELIZA mengambil peran seperti seorang psikiater. Pada contoh berikut ini, peran ELIZA dicetak dalam huruf besar.
Semua pria sama
DALAM HAL APA
Mereka selalu menjadi gangguan bagi kita dalam berbagai hal
BISAKAH KAMU MEMBERIKAN CONTOH YANG LEBIH SPESIFIK
Yeah, pacarku membuatku datang ke sini
PACARMU MEMBUATMU DATANG KE SINI
Dia bilang aku depresi sepanjang waktu
AKU TURUT BERSEDIH MENDENGAR KAMU DEPRESI
Memang benar, aku tidak bahagia
APAKAH KAMU PIKIR DATANG KESINI BISA MENOLONGMU MERASA BAHAGIA
Yang pasti aku butuh pertolongan
Percakapan tersebut mungkin akan dianggap seseorang sebagai percakapan yang timbul dalam wawancara antara seorang psikiater dan pasiennya. Kapasitas manusia dalam hal pengetahuan, perasaan, kecenderungan, dinamika kelompok, terbentuk menjadi apa yang mau tidak mau kita sebut sebagai pengertian. ELIZA kekurangan hal itu.
PARRY Colby, Hilf, Weber, dan Kreamer mensimulasikan seorang pasien, dan menyebut program ini PARRY, karena ia mensimulasikan seorang pasien paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memang ada, perbedaan respons psikotis dan repsons normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respons simulasi komputer dan respons manusia. Colby dan para rekan-rekan penelitiannya mengarahkan komputer tersebut untuk melakukan Tes Turing, dengan meminta sekelompok psikiater untuk mewawancarai PARRY menggunakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ketikan. Para juri (psikiater) diminta untuk mengukur kadar paranoia dari keseluruhan respons. Hasilnya mengindikasikan sulit dibedakannya model dan pasien dalam setting yang sangat spesial. Tentu saja, akan masuk akal jika timbul perdebatan atas kondisi penelitian yang dibuat-buat, bahwa diagnosa aktual seorang paranoia termasuk wawancara langsung yang mestinya banyak dilakukan, sehingga apabila para juri betul-betul memahami maksud dari tugas tersebut, wawancara mereka mungkin akan menjadi berbeda. Meskipun Colby dan rekan-rekannya berhasil memprogram komputer yang mampu merspons serupa dengan respons seorang pasien paranoid, dimana program ini juga lulus Tes Turing, tetapi program ini masih jauh dari konsep model pemahaman lengkap dan produksi bahasa.
NETtalk Program ini jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jaring-jaring neuron, sehingga dinamakan NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowskidi sekolah medis Harvard dan Rosenberg di Universitas Pricenton. Dalam program ini, NETtalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras. Model simulasi jaring neuron terdiri atas beberapa ratus unit (“neuron”) dan ribuan koneksi. NETtalk ‘membaca keras-keras’ dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fonem-fonem, unit dasar dari suara sebuah bahasa. Sistem ini, seperti sistem-sistem lain yang sudah kita ketahui sebelumnya, memiliki tiga lapisan: lapisan input, dimana setiap unit merespon sebuah tulisan; lapisan output, dimana unit menampilkan ke 55 fonem dalam bahasa inggris; dan sebuah lapisan unit tersembunyi, dimana setiap unit ditambahkan koneksinya pada setiap unit maupun output.
NETtalk membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi satu, dan dengan menscanning tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang kontekstual. Disini lafal ‘e’ pada ‘net’, ‘neglect’, dan ‘red’ bisa ditangkap dengan bunyi yang berbeda. Setiap NETtalk membaca sebuah kata, program ini membandingan pelafalannya dengan lafal yang benar yang disediakan manusia, kemudian menyesuaikan kekuatannya untuk memperbaiki setiap kesalahan.
Penggunaan AI sebagai expert system yang dapat digunakan untuk mendukung sistem pengambilan keputusan (Diagnosa).
Sistem yang berkinerja seperti seorang ahli disebut dengan sistem pakar. Pada dasarnya, sebuah sistem pakar adalah spesialis tiruan yang memecahkan masalah yang termasuk dalam keahliannya. Sistem pakar telah dirancang untuk memecahkan masalah dalam bidang kedokteran, hukum, aerodinamis, catur, dan hal-hal rutin yang sangat banyak yang biasanya membosankan kita, atau bahkan beberapa kasus yang sulit dipecahkan manusia. Sistem ini mengikuti aturan-aturan yang telah ada, yang seringkali menggunakan pohon keputusan, tetapi bagaimanapun sistem ini hanya bisa ‘memikirkan’ satu hal saja. Sistem pakar dalam bidang kesehatan mungkin tidak bisa melihat isi dari sebuah lubang dilantai, tetapi ia bisa membuat diagnosis yang akurat dan masuk akal pada seorang gaids berumur 13 tahun yang sedang demam tinggi, sakit perut dan konsentrasi menyimpang terkait korpuskel putih. Ada sebuah program yang secara sinis disebut Puff, yang adalah sebuah sistem ahli yang dirancang untuk mendiagnosa kelainan paru-paru, seperti kanker paru-paru, dan berhasil mencapai keakuratan sebesar 89% - mendekati keakuratan seorang dokter berpengalaman. Sistem ini memang selama ini lebih dikenal dalam bidang industri, militer, dan eksplorasi luar angkasa. Mereka cukup baik dalam menjalankan tugas yang memang dirancang untuk mereka kerjakan. Lebih menyenangkan lagi karena mereka tidak mengenal pemogokan dan menuntut gaji lebih, tidak keberatan jika harus bekerja tanpa henti, dan tidak meminta fasilitas kesejahteraan hidup.
Dalam dunia psikologi, khususnya pada Psikologi Kognitif Sains menghubungkan dengan bidang ilmu-ilmu lain, dan salah satunya adalah Artificial Intelligence. Sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa Artificial Intelligence adalah kecerdasan buatan yang berhubungan dengan komputer. Peran Artificial Intelligence dalam dunia psikologi cukup kuat dimana Psikologi Kognitif Sains belajar mengenai kemampuan berpikir yang berhubungan dengan IT (Informasi Teknologi) serta hal lain yang berkaitan dengan proses berpikir manusia dalam mendapatkan pengetahuan. Peran Artificial Intelligence dalam Psikologi Kognitif Sains menjelaskan bagaimana manusia berpikir dan memecahkan masalah (problem solving) dan membuat intelegensi komputer dapat bekerja dana dapat dimengerti untuk menjadi informasi yang akurat.
Daftar pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan diakses tanggal 2 januari 2014
Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin M. K. (2008). Psikologi Kognitif. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar