Senin, 23 April 2012

teori kepribadian sehat Abraham Maslow


TEORI KEPRIBADIAN SEHAT ABRAHAM MASLOW

Dalam teori kepribadian sehat menurut Maslow, ada beberapa point yang dijabarkan tentang pendekatan Maslow terhadap kepribadian. Dia percaya bahwa menyelidiki kesehatan psikologis, satu-satunya tipe orang yang dipelajari ialah orang yang sangat sehat. Berikut ini dijelaskan konsep menurut Abraham Maslow kesehatan mental yang meliputi :
1.      Hierarki kebutuhan manusia
Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal yang dibawa sejak lahir yang tersusun dalam suatu tingkat dari yang paling kuat sampai yang paling lemah. Ibarat suatu tangga, kita harus meletakkan kaki pada anak tangga pertama sebelum berusaha mencapai anak tangga kedua, dan seterusnya, sampai kita mampu naik pada tingkat yang paling tinggi. Dan kebutuhan-kebutuhan itu adalah :
1.      Kebutuhan Fisiologis. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan yang jelas terhadap makanan, air, udara, tidur, seks dan pemuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan itu sangat penting untuk kelangsungan hidup. Dan juga kebutuhan ini merupakan yang terkuat dan sifatnya amat penting dari semua kebutuhan.
2.      Kebutuhan Akan Rasa Aman. Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi kebutuhan-kebutuhan akan jaminan, stabilitas, ketertiban, bebas dari ketakutan dan kecemasan. Kebutuhan akan rasa aman juga merupakan kebutuhan untuk mendapatkan perlindungan agar dapat melangsungkan hidup dengan baik.
3.      Kebutuhan Akan Memiliki Cinta dan Kasih. Kebutuhan ini semacam layak untuk mendapatkan rasa cinta dan kasih sayang terhadap orang lain, baik seperti orang tua, kakak, adik, sahabat, ataupun saudara dengan tujuan agar merasakan perasaan memiliki. Kita memuaskan kebutuhan-kebutuhan kita akan cinta dengan membangun suatu hubungan akrab dan penuh perhatian, dan dalam hubungan ini memberi dan menerima cinta adalah sama pentingnya.
4.      Kebutuhan Akan Penghargaan. Yaitu penghargaan yang berasal dari orang lain dan juga terhadap diri sendiri. Penghargaan yang berasal dari orang lain (dari luar) misalnya popularitas ataupun keberhhasilan dalam masyarakat. Ada banyak cara juga supaya orang lain bisa menghargai kita, menurut saya apabila dengan cara yang negatif, kita bisa saja memamerkan serta gengsi kita dengan apa yang kita miliki, seperti mengendarai mobil mewah yang kita miliki, membeli rumah besar, dsb. Kita tidak dapat menghargai diri kita jika kita tidak mengetahui kita apa dan siapa.
5.      Aktualisasi diri. Apabila kita telah memuaskan semua kebutuhan diatas, maka kita didorong oleh kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri. Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Kita harus bisa menjadi menurut potensi yang kita miliki. Maslow menyebutkan apabila kita dapat memuaskan kebutuhan kita dari tingkat yang rendah, kita masih merasa aman secara fisik maupun emosional, mempunyai rasa memiliki dan juga merasa bahwa kita adalah diri yang berharga. Namun apabila kita gagal dalam tahap aktualisasi diri ini, maka kita akan merasa kecewa, tidak tenang dan tidak puas. Dengan begitu, kita tidak akan berada dalam damai pada diri kita sendiri dan tidak bisa dikatakan bahwa kita sehat secara psikologis.

2.      Kepribadian yang sehat menurut Maslow
Seperti yang disebutkan diatas, menurut Maslow jika tingkat kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat terpenuhi, maka kita tidak bisa disebut sebagai manusia yang sehat secara psikologis. Maslow juga menyebutkan bahwa orang yang sehat adalah orang mampu mengaktualisasikan diri mereka dengan baik dan imbang, mereka juga dapat memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi yaitu memenuhi potensi-potensi yang mereka miliki serta mengetahui dan memahami dunia sekitar mereka. Orang-orang yang mengaktualisasikan diri itu tidak berjuang, tetapi mereka berusaha, Maslow menyebut teori ini dalam “metamotivation”. Ia juga menulis “Motif yang paling tinggi ialah tidak didorong dan tidak berjuang”, itu berarti memang orang yang mampu mengaktualisasikan diri tidak berjuang melainkan berusaha.
Menurut Maslow, syara untuk mencapai aktualisasi diri adalah memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tadi tela disebutkan, yaitu memuaskan hierarki empat kebutuhan yang ada, diantaranya yang pertama adalah kebutuhan akan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, cinta kasih, serta penghargaan diri. Dan kebutuhan ini harus terpenuhi sebelum timbul kebutuhan akan aktualisasi diri.
Kita juga tidak membutuhkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dalam waktu yang sama, akan tetapi dapat membutuhkannya dalam waktu yang berbeda. Hanya kebutuhan yang sangat penting yang akan dirasakan pada saat bersamaan dan dalam setiap momen tertentu.

3.      Perbedaan “meta needs” dengan “deficiency needs”
Meta needs (meta kebutuhan) merupakan keadaan-keadaan pertumbuhan kearah mana pengaktualisasi-pengaktualisasi-diri bergerak. Maslow juga menyebut kebutuhan tersebut B-values, dan B-values adalah tujuan dalam dirinya sendiri dan bukan alat untuk mencapai tujuan lain, keadaan-keadaan ada dan bukan berjuang kearah objek tujuan yang sifatnya khusus. Apabila keadaan-keadaan ini ada sebagai kebutuhan-kebutuhan dan untuk memuaskan atau mencapai keadaan tersebut gagal, maka akan menyakitkan, sama seperti kegagalan untuk memuaskan beberapa kebutuhan yang lebih rendah.
Sedangkan Deficiency needs, suatu kekurangan kebutuhan dimana individu tak dapat memenuhi kebutuhannya, kebutuhan yang timbul karena kekurangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan bantuan orang lain. Deficiency need ini meliputi: kebutuhan jasmaniah, keamanan, memiliki dan mencintai serta harga diri. Dan sifat-sifat dari deficiency needs adalah ketiadaannya menimbulkan penyakit, keberadaannya mencegah timbulnya penyakit, pemulihannya menyembuhkan penyakit, dalam situasi tertentu yang sangat kompleks dan di mana orang bebas memilih, orang  yang  kekurangan kebutuhan akan mengutamakan pemuasan kebutuhan ini dibandingkan jenis kepuasan yang lain. Serta kebutuhan ini tidak aktif, lemah, atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
4.      Ciri-ciri “actualized people”
Ciri dari orang yang mampu meng-aktualisasikan diri (pribadi-pribadi yang sehat)  mereka adalah sebagai berikut :

1.      Mengamati Realitas Secara Efisien
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri dapat mengamati objek dan orang-orang didunia sekitarnya secara objektif. Mereka tidak memandang dunia hanya sebagaimana yang mereka inginkan atau butuhkan, tetapi mereka melihatnya sebagaimana adanya, artinya mereka memandang dunia ini dengan nyata, apa adanya dan tidak menuntut lebih. Sebaliknya, orang yang kepribadiannya tidak sehat, mengamati dunia menurut ukuran-ukuran dari pandangan mereka sendiri, memaksa dunia untuk mencocokannya dengan bentuk kebutuhan dan nilai-nilai mereka. Maslow menulis bahwa “Orang yang neurotis secara emosional tidak sakit, tetapi secara kognitif dia salah”.
2.      Penerimaan Umum atas Kodrat, Orang-orang Lain dan Diri Sendiri
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atau kesusahan dan mereka tidak terlampau banyak memikirkannya. Karena orang-orang sehat ini mampu menerima kodrat mereka didunia, maka mereka tidak harus merubah ataupun memalsukan diri mereka, mereka juga tidak bermuka dua untuk menutupi kelemahan mereka walaupun orang-orang yang sehat juga banyak memiliki kelemahan dan keburukan.
3.      Spontanitas, Kesederhanaan, Kewajaran
Orang yang bisa mengaktualisasi diri, bertingkah laku dengan terbuka dan langsung tanpa berpura-pura. Mereka tidak harus menyembunyikan emosi-emosi mereka tetapi bisa menunjukkannya dengan jujur, dan bertingkah laku sesuai realitas, tidak ada yang ditutupi dan terbuka apa adanya serta berlaku sewajarnya.
4.      Fokus pada Masalah-masalah di Luar Diri Mereka
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri yang dipelajari Maslow melibatkan diri pada pekerjaan. Orang-orang ini memiliki suatu perasaan terhadap pekerjaan atau tugas yang menjadi tanggungannya untuk mengabdikan energi mereka untuk pekerjaannya.
5.      Kebutuhan akan Privasi dan Indepedensi
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri juga memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan dan kesunyian, artinya mereka juga membutuhkan keadaan dimana mereka ingin merasa sendiri dan tertutup. Walaupun mereka tidak menjauhkan diri dengan orang lain, mereka juga terkadang tidak membutuhkan orang lain, mereka ingin mengarahkan diri mereka kepada diri mereka sendiri, yang berarti juga mereka memiliki kebutuhan untuk mengambil keputusan berdasarkan apa yang mereka inginkan, mencapai sesuatu sesuai kemauan mereka, dan melakukan dorongan dengan cara mereka sendiri.
6.      Apresiasi yang Senantiasa Segar
Orang-orang yang mengaktualisasikan diri senantiasa mengahargai apresiasi-apresiasi, pengalaman-pengalaman tertentu. Biarpun pengalaman-pengalaman seringkali terulang, dengan suatu kenikmatan dan perasaan yang segar, maka apresiasi yang didapat terasa menyenangkan.
7.      Pengalaman-pengalaman Mistik
Maslow menunjukkan bahwa tidak semua pengalaman ini terjadi dengan sangat kuat, ada juga pengalaman-pengalaman yang ringan. Dan yang ringan ini terkadang dapat terjadi pada kita semua. Akan tetapi pada individu yang lebih sehat memiliki pengalaman mistik lebih sering daripada orang biasa, bahkan mungkin bisa terjadi setiap hari.
8.      Minat sosial
Individu yang sehat memiliki rasa empati yang dalam terhadap hubungan sosialnya, juga keinginan untuk membantu kemanusiaan. Mereka (individu yang mengaktualisasikan diri) menyadari bahwa mereka berfungsi pada tingkat sosial yang lebih tinggi dan mengetahui bahwa mereka dapat mencapai hal-hal dengan lebih baik, melihat dan memahami hal-hal dengan lebih jelas.
9.      Hubungan Antarpribadi
Individu yang mengaktualisasikan diri mampu membuat ataupun menjalin hubungan yang kuat dengan orang lain daripada orang-orang yang memiliki kesehatan jiwa yang biasa. Mereka bisa memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang lebih dalam serta identifikasi yang sempurna terhadap individu-individu lain.
10.  Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu sifat yang diharapkan individu yang mengaktualisasikan diri. Mereka asli, inventif, dan inovatif meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya tertentu. Maslow menyamakan kreativitas ini dengan daya cipta dan daya khayal naif yang dimiliki anak-anak, suatu cara yang tidak berprasangka dan langsung melihat kepada hal-hal tersebut.

Referensi : schultz, duane “psikologi pertumbuhan”, model-model kepribadian sehat, 1991.

1 komentar:

  1. hei kawan, karena kita ini mahasiswa gundar, tolong ya blognya di kasih link UG, seperti
    - http://www.gunadarma.ac.id
    - http://www.studentsite.gunadarma.ac.id dan lain lain
    karna link link tersebut mempengaruhui kriteria penilaian mata kuliah soft skill
    makasi :)

    BalasHapus